Prolog
Peristiwa itu… terjadi 2018
Aku ingat saat itu
aku berusia 21 tahun. Aku merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya. Jatuh
cinta pada pria yang berbeda keyakinan. Pria yang satu kelas dan satu kampus.
Hari hariku sangat bahagia saat itu dipenuhi senyum dan rasa senang, percaya
pada semua hal hal manis tentang cinta yang dia katakan. Perasaan yang tak bisa
ku gambarkan dan ku tuliskan.
Namun,
aku tidak selalu merasa bahagia di hari-hari itu. Aku merasakan rasa takut yang
berlebihan. Tak lain adalah rasa takut akan kehilangan dia, seseorang yang
selalu aku banggakan. Terlebih lagi, umurku sudah menyentuh kepala dua. Satu
tahun lebih berlalu, usiaku semakin bertambah.
Menyentuh
angka 23, dan apa yang aku takutkan terjadi juga, hari itu tepat 03 April
2020. Tanpa sebuah permasalahan aku tiba-tiba di putuskan begitu saja, padahal
tepat 02 April 2020 kami masih jalan bersama. Namun, hari itu dimana aku harus
kehilangan dia, dengan alasan orang ketiga. Orang yang aku percaya dan yakini
selama ini ternyata mengkhianati ku juga.
Masa
laluku, telah berlalu, usiaku terus bertambah. Namun aku lebih memilih untuk
tetap menunggunya dengan alasan sudah terlanjur sayang. Meskipun menunggunya
akan terasa sia-sia karena dia sudah memiliki perempuan lain. Tapi tidak
apa-apa, setidaknya aku belajar cara bersabar dan mengikhlaskan seseorang yang
begitu aku banggakan.
Selamat Ulang
Tahun
21 Desember 2018
Aku yang menunggu pukul 0.00 tiba.
Agar bisa mengucapkan selamat ulang tahun ke
pria terkasih.
Aku menyibukkan diri agar tetap terjaga. Aku
yang melihat lihat kado yang akan aku berikan.
Aku menyiapkan hadiah untuknya. Sesuatu yang
aku pikir dia tidak memiliki banyak di rumah.
By the way, ini pertama kali aku ngasih sesuatu
ke cowok.
Semakin mendekati pukul 0.00 , aku gelisah.
Entahlah.
Mungkin karena memang ini pertama kalinya aku
mengucakan selamat ulang tahun ke seseorang yang aku cintai dan pertama kalinya
aku merayakan ulang tahunnya.
Terlebih, hubungan ku sama dia bisa di bilang
Long Distance Relationship. LDR dari Bekasi – Cilengsi. Hehe
Aku melihat jam.
Waktu menunjukkan pukul 23.50. Jantungku
berdegup semakin kencang. Karena aku akan mengatakan sesuatu yang romantis
untuk pertama kalinya dalam hidupku.
00.00….. yheaaaa!!!
Waktunya tiba. Aku meraih handphone ku. Aku
cari kontaknya.
“Sayang “
Aku mengechatnya…
Happy
birthday to my special man !
Semoga
tambah dewasa yaa, tambah yang baik-baiknya,
Semoga
apa yang disemogakan menjadi kenyataan.
Aamiin…
aku seneng punya kamu…..
Semoga
kamu hidup lama !
Love
you… JBU.
Senang sekali rasanya, walaupun harus deg degan
tidak karuan.
Akhirnya aku tidur….
Sebelum
tidur aku berdoa,
“Tuhan dia adalah
pria terbaik yang pernah aku cintai. Kumohon jaga dia dimana pun berada. Jaga
hatinya untukku saja. Aamiin.”
“Semoga aku selalu
bisa merayakan ulang tahunmu, bersamamu,” ucapku dalam hati.
Kamu
Nama
yang selalu kusebut disetiap 1/3 malam ku…
Dengan
harap kita bisa dipertemukan dengan aamiin yang sama.
Aku
pernah denger Kata seseorang bahwa
Tanda
cinta paling dalam adalah saat kamu mendoakannya diam-diam (…tapi disitulah tantangannya. Membuktikan
ketulusan ditengah situasi yang sulit. Disitulah konsistensi teruji, tapi
disitu juga integritas terbukti)
Sifat Yang Hampir
Sama
Ternyata benar.
Cinta bisa tumbuh
dari sesuatu yang memiliki kesamaan.
Ketika bersamanya,
aku bahagia. Aku seakan memiliki dunia yang begitu menyenangkan.
Selalu ada sesuatu
yang menarik untuk di bicarakan.
Berdebat, belajar
bersama…. Ah ini sangat membahagiakan !
Mungkin, tidak
semua orang memiliki hubungan seperti aku.
Terlepas dari
pertanyaan teman teman , apakah aku percaya dengan apa yang dia katakan?
Aku selalu tetap
percaya dan menjaganya dengan baik-baik, meskipun akhirnya aku di khianati
juga.
Mencintai
seseorang itu pilihan, bukan ?
Jadi aku lebih
mendengarkan kata hati, bukan kata orang orang.
Pertama Kenal
Dua tahun
yang lalu, awal aku kenal dengannya tepatnya Maret 2018.
Katanya
jatuh cintalah pada orang yang pernah patah hati,
Karena
dia akan lebih tahu arti menghargai dan berjuang
Pertemuanku
dengannya, terjadi di lobby kampus.
Ketika dia sedang
duduk sendiri , dan akupun menghampirinya
Karena aku berpikir
satu kelas jadi setidaknya tidak masalah meskipun tidak saling kenal.
Lalu, pelan pelan
semesta memberi jalan.
Malam itu, aku masih
ingat benar.
Aku bertanya perihal
cara mewarnai Velg sepeda motor, dan dia pun merespon dengan baik.
Setelahnya aku
sering berhubungan lewat chat.
Dia yang selalu
perhatian dan baik kepada ku , membuat ku terjatuh dan terbuai ke dalamnya.
Jauh jatuh kedalam
untuk pertama kalinya.
Sejak perkenalan
itu, aku percaya bahwa jatuh cinta pada pandangan pertama itu nyata.
Semakin hari semakin
dekat dan semakin intens hubungan kami, aku tau semua cerita tentang kehidupannya.
Itulah yang
membuatku makin jatuh cinta dengan dia. Dan membuat ku yakin bahwa dia tidak
akan menyakiti apalagi mengkhianatiku.
Namun, segalanya
tidak sesuai dugaanku.
Aku, Kamu dan
Kenangan
Saat memikirkannya,
aku teringat senyuman nya.
Dia, masih orang
yang sama.
Sampai hari ini, 365
hari tahun kedua , dia masih tetap sama di mataku.
Kehangatan dan
perhatiannya yang selalu membuatku merasa bahagia.
Aku mencintainya.
Semakin hari, aku
semakin jatuh cinta kepadanya.
Namun kini, aku
hanya orang asing yang pernah datang di satu ingatan.
Dia yang sudah
terlalu dalam di hatiku.
Dan aku yang masih
terjebak didalam kenangan itu.
Hebat
ya….
Udah
disakitin, udah ditinggalin
tapi
masih aja mau menunggu
dengan
alasan udah terlanjur sayang
Hati
ini kok kuat banget sih…
Egonya.
Sudah
menghanguskan hari hari bahagia yang pernah di lewati
Dalam
relung hatiku, ingin rasanya aku memperbaiki kembali apa yang mampu menyatukan kembali…
Waktu Yang Telah
Habis
Satu tahun yang
lalu, kepadaku dia pernah berjanji.
Aku ingat benar,
bagaimana cara dia untuk meyakinkan raguku.
“temani aku sampai
wisuda nanti, ku mohon”
Dulu aku pikir, itu
ucapan tulus dari hatinya.
Namun, aku salah.
Itu adalah
pengkhianatannya.
Dan setelah 1 tahun
berlalu, kini dia mengingkari janjinya.
Ya, dia
meninggalkanku dan mencampakkan ku begitu saja.
Aku tidak bisa
menjelaskan bagaimana kepedihanku saat ini.
Air mata, kecewa,
marah, menjauh… ah betapa semua aku rasakan.
Dia
menjadikanku objek pengkhianatannya,
Padahal
dulu dia pernah merasakan menjadi objek
Tapi
sekarang dia menjadi pemeran itu
Dia. Telah menodai kesetiaanku
Melukaiku…
Dan merendahkanku…
Perempuan Biasa
Aku ini hanya perempuan biasa
Meskipun tak sebaik dan sehebat ibumu
Tapi aku akan berusaha untuk menjadi rumahmu ketika
pulang nanti
Menjadi bahu terkuat untukmu bersandar
Menjadi tempat ternyaman untukmu berkeluh kesah
Dan menjadi
perempuan yang kau butuhkan
Bahwa aku sedang
berusaha menjadi yang terbaik untukmu…
Maapkan aku, perempuan
yang seperti ini
Masih berani mencintaimu
dengan sangat berani.
Aku tidak
mengerti, mengapa aku bisa sampai sejatuh ini kepadamu.
Sebenernya, aku
ingin mengakui.
Jika, boleh
kusampaikan.
Aku mencintaimu dengan begitu menyakitkan.
Besarnya rasa ini untukmu
Betapa banyak goresan yang tercipta dari
mencintaimu
Banyak luka yang kualami dari mencintaimu
Aku
mencintaimu seperti air dan angin
Mengalir
meski terhambat
Berhembus
walau hati sakit
Aku Dan Cara
Mencintaiku
Aku ingin
menjelaskan bagaimana caraku mencintaimu.
Cara yang dulu
menjadi rahasia aku dan kamu.
Aku yang tidak
pernah berani melarangmu ini dan itu.
Aku yang tidak
pernah berani mengekangmu.
Meskipun kadang
rasa khawatir dan cemburu itu ada.
Namun, aku
berpikir. Sebelum mengenal aku , kamu pun dengan duniamu.
365 hari dalam dua
tahun, tidak mungkin akan dihadapkan dengan keadaan yang baik baik saja.
Ada waktu kita
bertengkar, saling diam dan saling merindukan.
Itulah seharusnya
komitmen dalam sebuah hubungan menjadi penting.
Aku
hanya berharap, kau tidak meninggalkanku.
Karena
perasaan ku tak pernah terpaksa untuk mencintaimu.
Cinta
yang tulus itu kuberikan seluruhnya kepadamu.
Mencintaimu adalah
rasa sayang dan rasa sakit.
Sebosan dan
sejahat apapun kamu, aku akan tetap mencintaimu
dengan tenang.
RINDU
Rindu
yang selalu datang
Setiap
hari merasa rindu,
aku
berdoa.
Aku
menemukan wajahnya yang tersenyum kepada ku.
Merasakan
rindu dengan cara apa saja, iya kan?
Rindu
itu berat, ditambah kini dia sudah dengan perempuan lain.
Maka,
aku memilih merayakannya dengan berdoa.
Aku yang selalu rindu senyum nya,
Yang sekarang tak lagi milikku
Aku yang selalu rindu jika kita tak bersama,
Aku yang merasa kurang ketika jauh.
Ketika Bersama
Meski
sedang bersama, bukan berarti tidak rindu.
Meskipun
sedang bertemu, rindu itu akan selalu mengganggu.
Walaupun
dia ada didekatku, aku tetap merasa rindu.
Kadang
aku lebih memilih untuk menulis
Untuk
mengungkapkan rasa rinduku.
Memandang senyum nya membuatku bahagia
Aku ingin ini cepat berlalu
Sungguh…
Aku rindu…
Aku rindu semua hal tentang nya
Aku rindu semua hal tentang kita
Dulu Dia Si Pendengar
Aku yang selalu
ingat , bagaimana rasanya jatuh cinta untuk pertama kalinya kepadanya.
Sudah hampir dua
tahun, rasa ini untuknya tak pernah berubah meski dia sudah dengan yang lain
Bahkan aku merasa,
semakin dia menyakiti semakin hebat perasaan ini.
Ah…. dia dulu yang
selalu membuatku tak merasa sendirian.
Ketika sedang
menghadapi masalah seperti ini, membuatku merasa semakin rindu.
Aku
Takut
Hai….
Apa kabar?
Aku tahu dia
sekarang sudah menjadi masa laluku.
Aku tahu alasan
dia meninggalkanku.
Aku tahu siapa
yang kini menggantikan ku.
Aku tahu
kesibukannya seperti apa
Aku tahu
mencintainya masih menjadi kebiasaan sehari-hari ku.
Dan sekarang, aku
merasa takut.
Aku takut rindu.
Rindu yang selalu
hadir di setiap harinya
Rindu untuk nya
Yang aku tahu,
sekarang aku tak bisa lagi meminta waktunya
Yang
Tidak Bisa Di Ulang
Aku
selalu teringat dia , masa lalu.
Selalu
ada perasaan , dimana aku ingin kembali mengulang.
Aku
merasa kehilangan
Ketika
aku tak bisa lagi meminta waktu nya
Aku
menyadari
Aku
sedang merindukan sesuatu yang tak bisa ku ambil lagi.
Selalu
ada sesuatu yang hanya bisa di kenang
Tanpa
bisa di ulang kembali
Mencintai
dan Kehilangan
Setiap
hari, aku selalu merasa ada sesuatu yang berbeda
Setiap
hari, aku selalu merasa ada sesuatu yang hilang,
Hari
ini, hari ke-37 aku merayakan kehilangan.
Entah
aku harus menamai keadaan ini dengan sebutan apa.
“berat,
menyakitkan. Kehilangan yang menyisakan banyak kepedihan”
Aku
diterjang kenyataan yang menyakitkan
Ya…
kehilangan yang tak pernah ku bayangkan sebelumnya.
Lagi
dan lagi, aku terpuruk.
Aku
tidak bisa menahan air mata.
Ya.
Aku patah hati.
Dia
pergi, meninggalkan janji, harapan, ingatan dan juga kenangan.
Sangat sulit bagiku untuk berdamai dengan
keadaan ini
Keadaan
yang mengharuskan ku untuk mengikhlaskan
Entah
sampai kapan, aku terbelenggu dalam ingatan yang tak mau ku hapuskan.
Jangan
bertanya bagaimana aku terluka.
Aku,
yang dipukul oleh pengkhianatan.
Sebuah Usaha
Sangat sulit bagiku
untuk membencinya.
Sangat sulit bagiku
untuk melupakannya, apalagi mengikhlaskannya.
Kehilangannya,
sungguh membuatku hancur.
Aku sudah hampir 2
tahun bersamanya.
Aku sudah paham apa
yang menjadi kebiasaannya, itu sudah di luar kepalaku.
Kekurangannya,
kelebihannya, sungguh itu semua sudah kuterima.
Aku tahu apa hal-hal
yang dia sukai, dan aku tahu apa hal-hal yang tidak dia sukai.
Saat itu, aku merasa
sudah menjadi yang terbaik untuknya.
Namun, ternyata tidak.
Baginya, aku
bukanlah yang dia inginkan.
Dia masih mencari
seseorang yang lebih, lebih, dan lebih dariku.
Di 365 hari lebih di
tahun pertama, dia meninggalkanku.
Alasan yang terlalu
klise.
Aku masih ingat
benar, bagaimana dia dengan teganya berkata seperti itu.
Penjelasanku tak
didengar. Aku hanya di pandang sebelah mata.
Ini
adalah patah hati pertamaku
Patah
hati yang terhebat
Semakin lama,
semakin aku menyadarinya.
Perginya dariku,
ternyata karena orang ketiga.
Luka seorang
perempuan kadang tak bisa dilihat dalam senyumnya,
Lihatlah matanya,
maka akan mengerti,
Luka apa yang sedang
ditutupi di balik senyumnya.