Senin, 01 Maret 2021

 

Untuk Kamu Yang Selalu Kusebut Dalam Do’a

Aku yang selalu menutup diri bahkan hati dari siapapun, sebelum kamu datang dan membukanya. Aku yang dari awal tahu bahwa semestinya kita tak pernah bisa bersatu. Aku yang seharusnya tahu bahwa harapan itu harusnya tidak muncul. Meski kini aku runtuh , darimu aku belajar melepaskan.

Aku yang selalu berharap hingga akhirnya aku hancur karna harapanku sendiri. Saat kau melepaskan, saat itulah aku merasa hancur. Aku tahu itu bukan salahmu, aku yang sudah membiarkan harapan itu tumbuh dengan pupuk yang kau tabur. Saat kau memutuskan untuk berpisah secara tiba-tiba, setetes tanda perih pun aku lupa. Kalimat terakhir yang kau ucap sungguh menghancurkan semuanya.

Hampir 365 hari ini. Ikhlas? Tentu saja belum. Aku hanya mencoba menerima keputusanmu. Belajar mengikhlaskan mu tentu saja tidak mudah, bagaimana bisa aku mengikhlaskan nama yang selalu kusebut dalam do’a.

sekarang aku mengerti Sebanyak apapun doa yang kupanjatkan, sesering apapun namamu ku sebut dalam setiap doa ku, jika Tuhan belum meridhoi aku bisa apa?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar